Gowes Firdaus Mengutip Sampah di Bantaran Sungai Rampah yang Kian Jauh Berubah, Jangan Buang Sampah Semabarangan ya
SERGAI-SR
Hari Minggu merupakan waktu yang sangat berharga bagi pecinta olah raga. Terutama pencinta olah raga sepeda “ GOWES FIRDAUS” Minggu (25/08/2019). Kali ini tim Gowes Firdaus agak menarik dalam mengayuh sepeda untuk menyelesaikan rutenya. Sekitar pukul 06:00 WIB disertai hutan rintik-rintik satu persatu tim Gowes ini datang ke Posko, Simpang Pokok Asam biasanya di warung Efi.
Tadinya berpikir akan menyurutkan semangat para tim ini lantanran hujan mulai turun pada jam itu. Ternyata di lokasi sudah ada Ketua Gopal kalau di medsos FBnya kawan ini bernama Gopal Igor Papalaya juga ada Efi Van Dimas, Madhi, Imam, Ebiet, Darmawan dan juga ada Si Al. Kalau Si Al bisa dibilang penggerak tim maka jadilah barangtu. Sekitar satu jam menunggu hujan mulai tipis. Ayok Kata Ebiet. Lanjut semua berdiri bersiap mengarah jalur Sei Rampah ke simpang Kampung Keling menuju Desa Mangga Dua dan keluar ke Desa Nagur hingga menuju Tempat Pelelangan Ikan ( TPI) di Desa Tebing Tinggi.
Menikmati Ikan Gembung Sombam. Lihatla kawan kami Gopal terpaksa buka baju sambil menikmati ikan sombam tadi
Di TPI mengarah kejalan Dungun ini kita semua mampir disebuah warung menjual serapan pagi dan disini sudah kita kondisikan ikan gembung. Begitu sampai ternyata ikan gembung sudah di Sombam. Sombam itu istilah bahasa melayu kalau bahasa pasnya di bakar. Huuuaa. Ikan yang disantap panas-panas dengan nasi lemak dan sambil kecap giling menggugah selera, beruntung saja ikan saat itu cukup untuk semuanya, o iya tidak lupa minumnya pakai teh manis.
Usai santap bersama dan menikmati lejadnya ikan sombam. Kita siap-siap bergegas melanjutkan rute yang sudah di tentukan. Tim melintasi kota Bedagai kali ini di Bedagai itu ada ikon bersejarah yang sangat menarik yaitu Mesjid Jami’ Ismailiyah Bangunan masjid ini berdiri menawan dengan dinding dan tiang yang berada dalam koridor asli yang masih kokoh menyangga gedung. Disini kami mampir dan mengabadikannya.
Keunikan dan konstruksinya dipengaruhi oleh berbagai unsur luar yang kemudian lebur dalam warna kebangsawanan daerah. Masjid ini didirikan tahun 1882, atas perintah Tengku Ismail, yakni leluhur Tengku Ostman Raja dari Kerajaan Deli yang kini bersinggasana di Medan. Cukup panjang jika kisah Mesjid ini kita jelaskan.
Mesjid Jami’ Ismailiyah didirikan tahun 1882
Usai mengabadikan Mesjid bersejarah itu kami kembali melanjutkan rute menuju Sei Rampah, seperti biasa Sungai Rampah itu sudah jauh berubah. Sungainya sudah dalam dan bantaranya juga indah. Sejenak kami kembali mengabadikannya. Namun dilokasi itu terlihat sampah. Wah kali ini Mahdi langsung ambil inisiatfi mengutip sampah dan langsung disambut rekan lainnya ikut mengutip sampah di bantaran sungai tersebut. “ Mari kita jaga kebersihan sungai jangan buang sampah ke sungai karena itu tidak baik” papar Mahdi pula. Pada hal saat itu kami melihat sesosok pria membuang sampah ke Sungai Rampah tersebut, namun kelakuan itu kita harapkan jangan kembali terulang.
Hari sudah siang sekitar pukul 10:30 WIB. kawan kami Si Al katanya mau ujian di kampusnya kali ini kami percaya la sama Si Al sembari mengabadikan poto diatas jembatan Sei Rampah itu kami kembali ke posko lalu kembali ke rumah dengan rute kami hari ini sekitar 28 KM. olah raga Gowes yang cukup bermanfaat bagi kami selanjutnya kami tunggu Si Al kembali menjadwalkan.(Dr01)