SR-BUYUNG-SERGAI Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman, Kamis (19/10) didaulat sebagai pembicara (Keynote Speaker) pada acara Seminar Nasional Refleksi 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK bertempat di Convention Hall Hotel Danau Toba International Medan.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI) dan BITRA Indonesia bertemakan “1.000 Desa Organik atau Organik di 1.000 Desa”dibuka oleh ini Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) DR. H. T. Erry Nuradi, M.Si,
Saat menyampaikan paparannya, Bupati Soekirman yang menjadi salah satu Keynote Speaker Seminar ini mengemukakan tanggapan dari perspektif Kepala Daerah. Terkait instruksi Presiden Jokowi tentang Infrastruktur, Maritim, Energi dan Pangan (IMEP) yang didalamnya terdapat 5 (lima) unsur yaitu padi, jagung, kedelai, gula dan daging.
Dalam hal infrastruktur, lanjut Bupati bahwa ada pembangunan jalan tol, irigasi yang semakin baik. Kemudian didalam Maritim ada pembangunan-pembangunan seperti pelabuhan, sedangkan Energi adanya pembangunan pembangkit listrik.
Akan tetapi di dalam IMEP tersebut tidak adanya hal tentang Desa Organik. Dan pada Tanggal 1 september 2017, saya bahkan baru mendengar adanya Desa Organik yang justru baru ada dinegara lain tepatnya di Korea Selatan.Oleh karenanya hal ini tentu akan menjadi potret sisa kepemimpinan Jokowi-JK yang bukan hanya retorika namun menjadi fakta.
Jika dilihat dari segi tuan rumah, program 1000 Desa Organik ini dikelola oleh Kementrian. Lalu tentang sertifikasi terdapat 6 (enam) desa yang mendapatkan sertifikat organik dan ini baru sedikit dari total desa di Indonesia. Seluruh petani di Indonesia adalah anggota Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) atau organisasi profesi penyuluh, sementara Masyarakat Pertanian Organik dan Akademik harusnya dapat bersatu padu mengejar pencapaian tersebut, jelasnya.
Menyinggung persoalan yang terjadsi saat ini, masalah-masalah pertanian organik antara lain harga yang mahal, sertifikasi yang sulit dan lainnya adalah agar bagaimana bisa terwujud 1000 Desa Organik se-Indonesia. Koordinasi antar lembaga pemerintahan masih belum baik menjadi salah satu penyebab belum terwujudnya tujuan pertanian organik ini.
Sebelumnya Gubsu Dr. H.T. Erry Nuradi, M.Si Dalam sambutannya saat membuka seminar menyampaikan perkembangan pelaksanaan Program 1000 Desa Organik di Sumut serta tayangan dan peluang pengembangannya dalam konteks peningkatan kesejahteraan petani khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Disampaikannya bahwa Sumut memiliki potensi yang sangat besar guna mendukung program pertanian organik yang tersebar di 33 Kabupaten/Kota Potensi tersebut hendaknya dijaga agar jangan sampai terjadi alih fungsi lahan dari sawah menjadi darat. Hal tersebut dapat dilihat saat ini produksi padi dan jagung mencapai 4,6 juta ton per tahunnya.
Untuk itu target 5,2 juta ton target produksi padi, Sumut tentu optimis dapat dicapai dan produk pertanian harus berlisensi aman dan ramah lingkungan itu yang berkembang dan menjadi patokan saat ini.( BD01)